Sudah dilihat 1,970 Kali, Hari ini saja ada 2 Kali dilihat
SAMARINDA, MEDIAIBUKOTA: Guna melestarikan dan memperkenalkan budaya daerah kepada masyarakat, khususnya generasi muda Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Samarinda menggelar dua kegiatan budaya yakni “Sekapur Sirih Mappacci Adat Bugis” dan “Prosesi Menjelang Pernikahan Adat Banjar”.
Kegiatan dalam rangka Pembinaan Sumber Daya Manusia, Lembaga dan Pranata Adat ini dilaksanakan pada hari Kamis (05/10/2023) bertempat di gedung Museum Samarinda Jl. Bhayangkara. Acara dilaksanakan sebanyak dua sesi, yakni pada pagi harinya “Sekapur Sirih Mappacci Adat Bugis” dan siang harinya “Prosesi Menjelang Pernikahan Adat Banjar”.
Acara dihadiri oleh berbagai kelompok adat dan perwakilan suku yang berdiam di Samarinda. Baik suku-suku asal Kalimantan seperti Kutai, Dayak, dan Banjar maupun suku luar yang sudah sejak lama bermukim di kota tepian ini, seperti suku Jawa, Bugis, Batak, Karo dan lain sebagainya. Keberagaman suku ini tampak begitu harmonis dan indah bersama-sama mengikuti prosesi kegiatan yang dilakukan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dr Asli Nuryadin dalam sambutannya menyampaikan bahwa keberagaman suku di Indonesia tak tertandingi oleh negara manapun di dunia. Jika negara-negara lain di luar sana paling banyak memiliki suku hingga puluhan, di Indonesia memiliki ribuan suku.
“Saya yakin kalau seperti di Rusia atau Eropa, mungkin 10 atau 20 itu paling banyak,” ujar Asli Nuryadin. Dia mengatakan bahwa di Indonesia ini ada 1340 suku bangsa dengan 720 bahasa daerah. Dan hebatnya, ternyata keberagaman yang sedemikian besar itu tak membuat bangsa ini terpecah belah, sehingga tetap bersatu dan damai hingga hari ini.
“Mungkin itu juga salah satu yang membuat negara ini sampai sekarang kokoh sebagai negara NKRI,” tegas Asli. Jadi ujar dia ada persatuan dan pancasila yang mempersatukan semua itu dengan indahnya.
Menurut Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Samarinda Hj. Ernawati, SE di tengah kemajuan jaman saat ini budaya luar begitu banyak yang masuk ke tengah-tengah kehidupan masarakat kita. Oleh karena itu generasi muda perlu diperkenalkan dengan budaya asli nusantara diantaranya adalah budaya Bugis dan Banjar yang dalam hal ini sudah sejak lama tinggal dan berkembang di kota Samarinda.
Kegiatan pembinaan ini sebenarnya merupakan kegiatan yang dilaksanakan setiap tahunnya, namun pada saat pandemi sempat terhenti. Dengan dilaksanakannya kembali kegiatan ini diharapkan membawa manfaat bagi semua suku yang bermukim di Samarinda. (AKM/MIK/SMR)