Sudah Tangani 1.352 Kasus, Layanan Doctor On Call 119 Gratis Buat Warga Samarinda

Sudah dilihat 1,912 Kali, Hari ini saja ada 2 Kali dilihat

SAMARINDA, MEDIAIBUKOTA– Diantarab Program unggulan Andi Harun-Rusmadi Wongso yang saat sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kota Samarinda adalah “Doctor On Call 119”. Tercatat sejak tahun 2022 hingga Juni 2023 ada sebanyak 1.352 kasus yang telah ditangani.

Menurut kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) kota Samarinda dr Ismid Kusasih, untuk tahun 2022 sebanyak 820 kasus yang terdiri dari gawat darurat 139 kasus dan non gawat darurat 681 kasus, sedangkan tahun 2023 dari Januari hingga Juni sebanyak 532 kasus terdiri dari 57 kasus gawat darurat dan 465 kasus non gawat darurat.

Dalam penjelasannya saat mendapat kunjungan dari Tim Walikota untuk Akselerasi Pembangunan (TWAP), Ismid mengungkapkan bahwa awalnya untuk nomor panggilan menggunakan nomor selular, namun sekarang menggunakan nomor panggilan 119 yang terintegrasi dan berbasis call center. Setelah menggunakan nomor 119 yang lebih meyakinkan dan memudahkan warga serta bebas pulsa, terjadi peningkatan kasus yang ditangani.

“Doctor On Call kita standby 1×24 jam, 1 bulan x 24 jam dan 365 x 24 jam,” ungkap Ismid yang didampingi Koordinator Doctor On Call Vetrisia dan Pimpinan Doctor on Call dr Achmad Rizki Al Hasani beserta kru Doctor on Call.

Adapun cara penggunaan layanan ini yaitu, pelapor bisa langsung menghubungi 1-1-9 tanpa menggunakan kode wilayah, kemudian penelpon menekan tombol satu untuk menentukan wilayah pelapor, selanjutnya penelepon bisa menekan tombol nol untuk kasus kegawat daruratan medis.

Ismid menjelaskan program Doctor on Call ini sejalan dengan kebijakan yang sudah ada secara nasional yaitu Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT).

“Jadi tinggal kita mensinkronkan program Doctor on Call sebagai visi wali kota dengan sistem SPGDT. Doctor on Call ini juga bersinergi dengan 112,” jelas Ismid. Dia juga menerangkan bahwa program Doctor on Call ini gratis untuk warga Samarinda.

Di daerah lain menurut Ismid malah ada yang berbayar tergantung berapa lama penanganannya. Tarifnya per jam. Bahkan ada pula di suatu daerah programnya berhenti karena defisit anggaran. Ismid mengutarakan pula, Doctor on Call tidak hanya menangani kasus kegawatdaruratan saja, namun juga menangani kasus diluar gawat darurat. Oleh karena itu mereka akan merubah Perwali dengan menambahkan penanganan kasus diluar gawat darurat.

“Banyak yang diluar gawat darurat kita tangani, dan terakhir waktu kebakaran di Pasar Ijabah kita turun membantu menangani warga terdampak kebakaran. Bahkan kita juga nanti dipercaya menjadi tim pengamanan kegawatdarutan pada event internasional OICCA (Organization of Islamic Cooperation Cultural Activity) yang berlangsung di Samarinda,” ungkap Ismid lagi.

Kasus kegawat/daruratan yang ditangani Doctor On Call seperti pasien dengan kondisi pendarahan hebat, patah tulang terbuka, hilangnya kesadaran, sesak nafas, sumbatan jalan napas, kejang, kegawataan kejiwaan, cidera kepala hebat, nyeri dada yang hebat, dehidrasi hebat dan henti nafas.

Dalam melaksanakan tugasnya, sebut Ismid, SDM tim Doctor on Call terdiri dari 7 dokter umum, 8 perawat, 6 operator, 4 admin, 3 bidan dan driver didukung dengan 3 unit ambulan transportasi dimana 1 unit sudah tidak memadai dan 3 unit sepeda motor. “Alhamdulillah bulan depan akan datang 1 unit ambulans standar 119.

Ismid mengungkapkan pula bawa tim Doctor on Call Samarinda mendapat apresiasi dari Kementerian Kesehatan dengan dianggap paling maju dan menjadi rujukan dari pusat.
Sementara Koordinator bidang SDM, Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat TWAP kota Samarinda Amir Husin mengapresiasi kinerja yang dilakukan tim Doctor on Call, dan berharap agar meningkatkan kualitas dan kesigapan pelayanan Doctor on Call.

Amir mengharapkan kepada warga Samarinda agar bisa memanfaatkan dan memaksimalkan kehadiran dari Doctor on Call ini.

“Tidak sulit, tinggal menghubungi 119 dan bebas pulsa. Juga program ini gratis. Kami juga mengharapkan peranan dari para ketua RT minimal mengetahui adanya fasilitas Doctor on Call. Ketua RT juga bisa mensosialisasikan program ini kepada warga, karena masih ada warga yang belum tahu program ini. TWAP, bersama Dinas Kominfo dan Dinas Kesehatan juga akan maksimal mensosialisasikan program Doctor on Call ini,” ucap Amir.

Dalam kunjungan ini, Amir didampingi Koordinator Respon Strategis Sencihan, dan beberapa anggota TWAP Abdul Jami, Yusrul Hana, Suwar, Sudarman dan Andi Ade L.(ADV/MIK/DON/KMF-SMR)