Sudah dilihat 379 Kali, Hari ini saja ada 2 Kali dilihat
SAMARINDA, MEDIAIBUKOTA- Aktifis lingkungan asal Samarinda, Misman RSU menjadi salah satu nominator peraih penghargaan Kalpataru untuk kategori Perintis Lingkungan tahun 2023.
Dalam rangka penilaian langsung ke lapangan, Selasa (02/05/2023) tim Verifikasi dan Validasi Penghargaan Kalpataru Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melakukan kunjungan ke Samarinda khususnya ke Sungai Karang Mumus yang merupakan tempat Misman beraktifitas selama ini.
Kegiatan dimulai dengan berkumpul di “Pangkalan Pungut” Gerakan Memungut Sehelai Sampah Sungai Karang Mumus (GMSS-SKM) di Jalan Muso Salim (Samping Jembatan Kehewanan) Samarinda. Lalu diadakan penyusuran Sungai Karang Mumus dengan menggunakan Perahu hingga sampai di Sekolah Alam yang ada di kawasan Muang Lempake.
Tampak Hadir dalam kegiatan ini, Istri Wakil Wali Kota Samarinda, Herly Warsita Rusmadi, Anggota DPRD Kota Samarinda Abdul Rofik, Camat Samarinda Utara Syamsu Alam, Camat Samarinda Kota Anis Siswantini dan para Pejabat DLH kota Samarinda maupun Provinsi Kaltim.
Penghargaan kategori Perintis Lingkungan ini diberikan kepada masyarakat yang mengabdikan dirinya dalam merintis pengembangan dan melestarikan fungsi lingkungan hidup secara menonjol luar biasa, dan merupakan kegiatan baru sama sekali bagi daerah atau kawasan yang bersangkutan.
Untuk nominasi penghargaan Kalpataru 2023 kategori ini selain Misman juga ada Imran Hontong dari Minahasa Selatan Sulawesi Utara, Dani Arwanto dari DKI Jakarta, Fatah Syaifur Rochman dari Jawa Tengah, Asep Hidayat Mustopa dari Jawa Barat, dan Muhammad Ikhwan dari Sulawesi Selatan.
Kepada Kominfonews, Misman mengungkapkan kegembiraannya, dan rasa terimakasih yang sangat mendalam karena pemerintah kota Samarinda maupun Provinsi Kaltim memilki kepedulian pada perjuangannya selama ini.
Melalu Dinas Lingkungan Hidup, Pemerintah Kota dan Provinsi, memberikan dukungan atas usulan Misman menjadi peraih penghargaan Kalpataru. Dan saat ini dia telah memasuki tahap-tahap akhir seleksi di tingkat nasional sehingga menjadi salah satu dari 6 nominator.
Menurut Misman, penghargaan Kalpataru sendiri memang digelar setiap tahun oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Ada empat kategori penghargaan Kalpataru, yakni Pembina Lingkungan, Perintis Lingkungan, Penyelamat Lingkungan, dan Pengabdi Lingkungan,” ujar Misman. Menurutnya dari 348 peserta yang diusulkan untuk meraih penghargaan Kalpataru terpilihlah 20 nominator yang terbagi ke dalam 4 kategori tadi.
Ditanya soal sungai Karang Mumus, Misman mengungkapkan bahwa idealnya sungai ini dibagi ke dalam 3 zona yakni Zona Pariwisata (dari Jembatan I hingga Jl. Gelatik), Zona Fishing Ground (dari Gelatik sampai Lempake) dan Zona Konservasi (dari Lempake sampai Muang).
Untuk kategori lain, yakni Penyelamat Lingkungan, dari Kalimantan sendiri ada dua Kelompok yang masuk dalam nominasi yakni Yayasan Ulin dari Kalimantan Timur dan Perkumpulan Pengelola Hutan Adat Dayak Abay Sembuak dari Kalimantan Utara.
Yayasan Ulin bergerak di bidang konservasi spesies buaya Badas Hitam (Crocodylus siamensis) dan Buaya Supit (Tomistoma schlegelii) di lahan basah Mesangat, sedangkan Perkumpulan Pengelola Hutan Adat Dayak Abay Sembuak merupakan kelompok masyarakat adat yang memegang budaya leluhur dalam beraktifitas dan mengelola serta melindungi hutan berdasar adat dan budaya lokal. (ALI/MAL/MIK)