Kultum Bakda Dzuhur, Andi Harun Kupas Ayat Al Qur’an Tentang Perintah Berpuasa

Sudah dilihat 323 Kali, Hari ini saja ada 2 Kali dilihat

SAMARINDA, KOMINFONEWS- Wahai orang-orang yang beriman Diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Demikian bunyi ayat Al Qur’an Surah Al Baqarah: 183 yang dikupas oleh Wali Kota Samarinda H. Andi Harun dalam Kultum yang disampaikannya pada Kamis (30/03/2023) bakda shalat dzuhur berjamaah di Mushalla Ar Raudhah kompleks Balai Kota Samarinda.

Orang nomor satu di pemerintah Kota Samarinda ini dengan lugas dan detil menyampaikan uraian tentang makna ayat yang berisi perintah menjalankan ibadah puasa kepada orang-orang beriman tersebut.

Dia menuturkan bahwa di dalam ayat ini yang dipanggil adalah orang beriman, bukan hanya orang Islam. Karena seorang beragama Islam belum tentu siap berpuasa menahan diri. Namun ketika imannya yang dipanggil maka orang yang beriman akan berusaha melaksanakan ibadah dengan sebaik-baiknya.

Menurut Andi Harun, bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat kompleks maknanya. Dia mencontohkan bagaimana kata “Marhaban” dan “Ahlan wa Sahlan” yang secara bahasa memiliki arti yang sama yakni “Selamat datang”. Namun dalam pemakaiannya kedua kata itu berbeda.

Demikian halnya dalam surah Al Baqarah ayat 183 ini ujar Andi Harun, Allah menggunakan kata “kutiba” bukan “fardh” atau “wajiba”, padahal maknanya sama-sama “diwajibkan”.

Andi Harun juga menceritakan bagaimana sejarah ibadah puasa diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, yakni ketika Rasulullah Shalallahu alaihi wa salam berada di Madinah pada tahun kedua Hijriyah. Sebelumnya, dalam sejarah Nabi Muhammad berpuasa sebanyak 3 hari dalam sebulan, dimulai dari Rabiul Awal.

“Sebagian riwayat mengatakan 17 bulan, sebagian riwayat lagi, misalnya Yazid mengatakan 19 bulan,” ujar Andi Harun. Sampailah menurutnya, kemudian Rasulullah juga berpuasa Asyura yang dalam hal ini terjadi pendapat di kalangan ulama, dimana ada yang mengatakan tanggal 10 Muharam dan ada ulama yang mengatakan 9 Muharam untuk membedakan dengan puasa Asyura yang dilakukan oleh kaum Yahudi.

“Jadi salah satu makna puasa Ramadhan, Allah ingin menjukan kepada kita betapa agungnya habibuna wa Nabiyullah Muhammad Shalallahu alaihi wa salam,” jelas Andi Harun kepada jamaah yang hadir. Dari puasa itulah ujar Andi Harun, turun ayat Qu’an Surah Albaqarah: 183 ini.

Wali kota yang juga alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah inipun menjelaskan panjang lebar bagaimana hubungan ibadah puasa dengan nilai-nilai ketaqwaan seorang muslim. Mulai dari definisinya hingga aplikasi nilai-nilai taqwa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Ceramah yang disampaikan oleh Wali Kota ini diikuti dengan antusias oleh para pegawai Pemerintah Kota Samarinda dan jamaah lain yang melaksanakan ibadah shalat dzuhur di Mushollah Ar Raudhah. (ADV/MIK/KMF-SMR)