Sudah dilihat 716 Kali, Hari ini saja ada 4 Kali dilihat
Berbicara mengenai sampah yang terlintas dibenak kita pasti jorok dan menjijikkan ,tetapi jika tepat pengelolaannya pasti akan indah dan bernilai ekonomi. Sekolah sebagai wadah pendidikan formal memiliki peran yang besar dalam pembentukan karakter siswa. Sehingga, selain pola pendidikan formal, pendidikan karakter harus terus dimaksimalkan guna menumbuhkan rasa peduli sekitar dalam diri siswa.
Dengan adanya bank sampah, siswa dapat belajar bagaimana cara meinimalisir sampah khususnya sampah an organic sehingga dapat bermanfaat. Nantinya, jika mental dan karakter siswa sudah terbentuk maka secara berkelanjutan, menjaga lingkungan akan menjadi kebiasaan.
Dengan adanya kondisi sekolah yang bersih tentu dapat meningkatkan produktivitas proses belajar mengajar , dengan adanya bank sampah dan kesadaran yang ditanamkan sejak dini tentu kedepan dapat menjadi solusi bagi masalah persampahan kota. Sehingga dapat meminimalisir pengiriman sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) .
Melalui program bank sampah yang ada di sekolah, peserta didik diperkenalkan cara pengelolaan sampah yang baik dan benar. Pengelolaan sampah melalui bank sampah diharapkan dapat menanamkan suatu nilai bagi siswa atau peserta didik, bahwa sampah tidak selamanya menjadi sesuatu yang tidak berguna tetapi dapat dijadikan suatu barang yang memiliki nilai seni dan nilai ekonomi (menghasilkan uang). Sehingga peserta didik sebagai generasi muda bangsa ini akan terdidik untuk selalu menghargai sampah dengan tidak membuangnya di sembarangan tempat dan bersedia mengelola sampah tersebut dengan baik. Dengan pengelolaan sampah yang baik tersebut akan membawa dampak yang positif terhadap lingkungan, sehingga tercipta lingkungan yang bersih, sehat, asri, dan nyaman. Sehingga dengan adanya bank sampah sebagai pengelolaan sampah, maka kepedulian terhadap lingkungan dapat terwujud.
Mungkin Anda pernah membaca tulisan dari Thomas Lickona seorang psikologis dengan tulisannya “ Make your school, a school of character , beberapa pemikirannya menjadi bagian dari pemikiran penguatan pendidikan karakter di Indonesia.
Dalam strategi implementasi Program Bank Sampah dalam pengembangan karakter dirumuskan menjadi beberapa tahab :
1. Tahap persiapan
Membentuk sekolah berbasis budaya pembentukan karakter baik dalam bagian persiapan adalah : mengamati apakah inovasi penguatan pendidikan karakter yang ditawarkan sesuai dengan visi dan misi sekolah. Dukungan dari Kepala Sekolah dan pihak seluruh sekolah memprioritaskan karakter utama yang dapat dikembangkan lewat pembentukan Bank sampah yaitu karakter religious dan mandiri.
Mengapa ‘religius’? Mungkin kata religius cenderung berkaitan dengan sesuatu yang berbau perintah atau larangan sesuai kitab suci agama. Menjaga dan mencintai lingkungan adalah termasuk dalam nilai religius dalam hal hubungan manusia dengan lingkungan ciptaan Tuhan. Dalam kitab suci agama manapun, manusia diminta untuk menghargai pemberian Tuhan yang berupa alam sekitar. Selain itu percaya diri, Kerjasama , keulusan dan tidak memaksakan kehedak
Diharapkan dengan terlibat secara aktif dalam kegiatan bank sampah, siswa akan menjadi pribadi dengan karakter religius yang kuat, dalam hal cinta lingkungan. Siswa juga akan terstimulus untuk memilki karakter mandiri dengan memberdayagunakan sampah untuk dimanfaatkan segingga berdaya ekonomi dan dapat mengurangi ketergantungan pada orang tua.
2. Tahap Sosialisasi
Konsep pendidikan karakter ke warga sekolah dan menguatkan komitmen untuk menjadikan sekolah jadi sekolah yang mengembangkan karakter unggul. Siswa dan warga sekolah perlu mengetahui bahwa pembentukan bank sampah ini nantinya digunakan untuk menguatkan , karakter kemadirian siswa dan karakter religius, dalam hal ini cinta lingkungan.
Teknik penyampaian sosialisasi tidak harus melalui pertemuan resmi di sebuah gedung, disesuaikan dengan kondisi sekolah yang ada.
3. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini adalah hal yang penting berkomitmen meluangkan waktu untuk pendidikan karakter. Pelaksanaan kegiatan bank sampah diupayakan melibatkan seluruh peserta didik, dan dibantu oleh wali kelas, rekan guru dan staff sekolah. Libatkan sebanyak mungkin warga sekolah dalam pelaksanaan program bank sampah sekolah.
Bukanlah hal yang instan untuk membiasakan siswa memilah sampah dengan baik. Menubah pola pikir membentuk karakter bukanlah pekerjaa instan Bukannya tanpa usaha pula untuk mendorong siswa mengkreasi daur ulang dengan memanfaatkan sampah yang terkumpul di bank sampah nantinya. Tapi satu hal yang pasti, tidak ada yang sia – sia dari sebuah upaya menguatkan karakter baik siswa kita. Memang diperlukan usaha dan komitmen lebih besar pada pihak sekolah dan guru-guru terutama dalam pengembangan P5 BK untuk menyiapkan sebuah generasi untuk memiliki pribadi hebat, generasi yang terdidik dengan baik.
Meskipun diperlukan waktu yang cukup lama untuk merubah pola pikir ntuk membuahkan hasil, yang penting dicoba dulu untuk melaksanakannya. Jika seluruh sekolah mempunyai Bank Sampah sudah pasti sekolah yang ada menjadi bersih dan beradab. Semoga sekolah-sekolah dapat mewujudkannya.
(Oleh Suleha,S.E., M.Pd Guru Produktif Pariwisa SMKN 1 Samarinda)