Sudah dilihat 246 Kali, Hari ini saja ada 2 Kali dilihat
SAMARINDA, MEDIAIBUKOTA.COM: Membangun komunikasi yang baik dengan insan pers adalah salah satu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah agar terjadi sinergi dalam mempublikasikan program maupun hasil dari pembangunan.
Hal tersebut tampaknya sangat disadari oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) kota Samarinda, Dr Aji Syarif Hidayatullah, M. Psi. Melihat adanya kesalahpahaman antara media dengan pemerintah kota, pakar teknologi pikiran ini segera mengambil inisiatif untuk mempertemukan Kalangan media dengan Wali Kota Samarinda, Dr H Andi Harun.
Maka, Senin (13/6/2022) sore digelarlah sebuah forum silaturahmi sekaligus diskusi yang menyambungkan komunikasi antara insan pers dengan pemerintah kota. Hadir para pengurus organisasi jurnalis seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) serta beberapa serikat perusaan pers seperti Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI).
Acara berlangsung santai namun serius di Anjungan Karamumus Balaikota mulai jam 16.00 wita hingga menjelang waktu Magrib. Dipandu oleh Muhammad Khaidir, anggota Komisi Informasi yang juga seorang jurnalis, segala uneg-uneg wartawan maupun Wali Kota Samarinda Andi Harun dapat disampaikan dengan baik.
Pada dasarnya baik kalangan jurnalis maupun Wali Kota, sama-sama menginginkan segala ketegangan yang pernah terjadi bisa diselesaikan dengan baik tanpa harus berpolemik di jalur hukum. Semua menyadari bahwa selama ini ada kesalahfahaman akibat kesenjanga komunikasi semata.
Menanggapi kritik kalangan wartawan, Wali Kota Andi Harun menegaskan komitmennya dalam mendukung kebebasan dan perlindungan terhadal tugas-tugas jurnalistik. Bahkan ia mengingatkan kepada insan pers yang hadir, yang sebagian besar telah mengikuti perjalanan politinya, bahwa sejak menjadi anggota dewan hingga sekarang menjadi Wali Kota Samarinda ia selalu terbuka dengan media dan tidak pernah menolak wartawan untuk wawancara.
Andi Harun berharap agar kalangan media juga memandang dirinya secara objektif. Jangan hanya karena satu kejadian dimana mungkin intonasinya agak meninggi karwna suatu hal yang tidak mengenakkan, lalu apa yang sekian lama ia lakukan hilang begitu saja. Apalagi sampai timbul tuduhan ia mengintimidasi wartawa.
“Padahal tidak pernah terpikir dan tidak ada akses bagi saya untuk mengintimidasi wartawan.” tegas Andi Harun yang saat itu didampingi Sekretaris Kota Samarinda , Ir. Hero Mardanus Satyawan, MT dan Ketua TWAP Syafarudin, S.Sos.
Sementara itu dari kalangan jurnalis yang hadir ada berapa yang memberikan kritik maupu tanggapan. Dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ada Nofiyatul Chalimah yang menyampaikai kritik sekaligus meminta klarifikasi kepada Wali Kota Andi Harun, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kaltim Endro S Efendi yang memberikan masukan soa kewartawanan dan pers, Ketua Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) yang menegaskan komitmen media menyampaikan berita yang objektif, serta Ketua Dewan Kehormatan PWI Kaltim Intoniswan yang memberikan masukan agar walikota mengurangi wawancara “door stop” bila merasa tidak nyaman dengan pertanyaan wartawan demi mencegah salah pemahaman.
“Nara sumber berhak untuk menolak menjawab pertanyaan wartawan bila merasa tidak nyaman,” tandas Intoniswan..
Di akhir pertemjan Kadiskominfo, Aji Syarif Hidayatullah menyampaikan bahwa selama ini Kominfo kota Samarinda sudaj sejak beberapa tahun lalu memiliki program “coffee morning” yang merupakan wadah silaturahmi dan diskusi resmi antara wartawan dengan pemerintah kota. Hanya saja program tersebut terhenti lantaran ada wabah pandemi.
Sementara ini, selain menjalin kerjasama dengan adanya kontrak dengan lebih dari 40 media di Samarinda, fiskominfo juga sudah menfasilitasi kebutuhan wartawan dengan membuatkan media center di kantor Diskominfo Samarinda. Hal ini tentu merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam memudahkan tugas-tugas jurnalistik para wartawan selama ini. (*/dil)